Minggu, 26 Juni 2016

Rezeki Pernikahan 9 Cara Mengelola Keuangan Setelah Menikah

Rezeki Pernikahan 9 Cara Mengelola Keuangan Setelah Menikah


Bagaimana menikah bisa bikin makmur? Cek dulu cara mengelola keuangan pasangan di bawah ini.
 

1.Diskusikan prioritas finansial bersama pasangan

Menikah itu pada esensinya menyatukan dua individu yang berbeda. Perbedaan di sini termasuk juga dalam urusan keuangan. Di sinilah pentingnya kompromi mengingat masa depan sudah menjadi milik berdua.

Maka itu diskusi terkait prioritas keuangan menjadi mutlak. Manakah yang diutamakan dan mana yang bisa ditunda. Misalnya saja memprioritaskan pembelian rumah ketimbang mencicil kendaraan. Termasuk juga kapan mulai mempersiapkan keuangan untuk buah hati.

2. Tunjuk menteri keuangan keluarga

Tinggal kesepakatan saja siapa yang menjadi menteri keuangan keluarga. Ingat ya, jabatan prestisius ini bukan monopoli istri, suami pun juga bisa. Perannya sangat menentukan terhadap kesehatan keuangan keluarga. Karena di tangan dialah masuk dan keluarnya duit ditentukan.

Dengan menerapkan sistem satu pintu dalam keuangan maka memudahkan pengaturan arus uang keluar dan masuk. Di samping itu, cara ini juga memudahkan kontrol terhadap keuangan.

3. Besaran pengeluaran living cost

Bicarakan bersama pasangan untuk menentukan limit pengeluaran living cost atau pengeluaran rutin selama sebulan. Enggak usah pelit-pelit karena yang penting ada angkanya.

Untuk menentukan angkanya, mungkin bisa eksperimen dulu selama tiga bulan. Hitung semua pengeluaran rutin seperti tagihan listrik, belanja bulanan, transportasi, dan rekreasi. Kemudian bandingan pengeluaran selama tiga bulan itu agar mendapatkan angka yang pas.


Tujuan dari menetapkan anggaran living cost ini agar memudahkan mengkalkulasi pengeluaran tiap bulan. Di samping itu bisa juga menganalisa pos-pos mana yang bisa dikurangi pengeluarannya. Misalnya pos rekreasi atau transportasi.

4. Batas atas pengeluaran uang

Bicara batas atas atau bawah bukan melulu soal tarif angkutan umum, tapi juga bisa berlaku dalam keuangan keluarga. Maksudnya, tetapkanlah batas atas yang bisa ditolerir dalam pengeluaran tiap bulan.

Jadi misalnya batas atas belanja bulanan Rp 1,5 juta, batas atas biaya transportasi Rp 500 ribu, dan seterusnya. Bila sudah lewat batas atas, itu menjadi alarm untuk evaluasi. Apakah memang kebutuhan naik atau terjadi pemborosan?

5. Pos tabungan sebagai pengeluaran wajib

Jangan ikuti prinsip orang preman yang ketika pegang duit maka langsung dihabiskan. Hal itu dilakukan karena mereka mengaku tak punya hari esok. Tentunya beda dong sama yang sudah menikah. Masa depan itu milik berdua.

Background inilah yang memaksa pentingnya menabung. Usahakan nilai uang yang ditabung tetap sama dengan cara memotong di awal. Masukan pos tabungan sebagai pengeluaran wajib. Tujuannya agar tak lagi menunda-nunda menabung.

6. Catat semua pengeluaran dan pemasukan

kesannya sepele ya, catat semua pengeluaran dan pemasukan. Awal-awal sih semangat, tapi kemudian jadi malas. Padahal, konsistensi itu wajib di urusan ini.


Sebenarnya ada cara mudah mencatat pengeluaran tanpa harus menulis satu per satu. Gunakan transaksi lewat kartu kredit atau kartu debit. Tinggal print saja tiap bulan karena semua transaksi yang dilakukan otomatis tercatat di situ.

7. Kelola aset

Ketika menikah, maka aset menjadi milik berdua. Ada baiknya bicarakan juga soal monetisasi aset agar mendapat tambahan pendapatan. Misalnya menyewakan kendaraan yang sudah dimiliki, menyewakan tanah atau rumah dan sebagainya.

8. Asuransi/dana darurat

Ketika sudah berkeluarga, berarti perlu memikirkan asuransi jiwa atau asuransi lainnya seperti pendidikan maupun kesehatan. Asuransi pada prinsipnya adalah mengalihkan risiko finansial bila terjadi musibah yang tak diinginkan. Nah, agar keuangan keluarga tak terganggu, bisa memilih instrument asuransi.

Bila kurang nyaman dengan asuransi, mungkin bisa memikirkan dana darurat. Fungsinya sebagai antisipasi jika ada hal-hal yang tiba-tiba terjadi menuntut dana yang cukup besar.

9. Perencanaan keuangan boleh diubah

Perencanaan keuangan itu bukan kitab suci yang tak boleh diubah. Artinya, silakan direvisi untuk menyesuaikan dengan keadaan. Tentunya dengan persetujuan pasangan.

Misalnya saja perubahan itu bila tiba-tiba mendapat kabar istri hamil sehingga perlu menjadwal ulang semua rencana keuangan yang sudah disusun.


Itulah poin-poin yang bisa membantu mengatur keuangan lebih baik seusai menikah. Tentunya masing-masing keluarga punya prioritas yang berbeda dan cara pengaturan yang berbeda.

sumber:duitpintar.com 
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Kabar Berita Harian Online
Designed by BlogThietKe Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSSComments RSS
Back to top